Mengenal Lebih Dalam Budaya Indonesia Melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Sabtu, 26 Februari 2022 - 17:15:37 WIB
Dibaca: 306 kali

Supriatun sedang mengikuti Kelas Modul Nusantara terkait materi Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak. Dokumentasi pribadi Supriatun

Surabaya, 26 Februari 2022--Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD), dimana mahasiswa dapat merasakan pembelajaran di kelas dengan lintas Program Studi dan lintas Perguruan Tinggi di Indonesia. Pertukaran mahasiswa tersebudilaksanakan selama satu semester dan diberikan konversi Sistem Kredit Semester (SKS) maksimal sebanyak 20 sks.

Supriatun, mahasiswi semester 4 Prodi Administrasi Bisnis Untag Surabaya berhasil lolos dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka angkatan pertama periode semester gasal tahun 2021. Supriatun mendaftar Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka untuk mengisi waktu luang di sela-sela pembelajaran daring di Untag Surabaya. “Karena ditengah pandemi jadi kayak aktivitasnya terbatas, dan aku pikir ada kesempatan pertukaran mahasiswa terus penasaran gitu kepengen merasakan lingkungan baru dan ketemu mahasiswa dari luar kampus,” ungkapnya.

Ia berharap dapat merasakan pembelajaran secara luring melalui program tersebut. Namun keberuntungan belum sepenuhnya berpihak pada mahasiswi asal Kalimantan Tengah itu. Pasalnya, Perguruan Tinggi yang menerimanya dalam program pertukaran mahasiswa tengah melakukan kegiatan pembelajaran secara daring mengingat masih dalam masa pandemi.

Mahasiswi yang akrab di sapa Pia tersebut melakukan kegiatan pembelajaran di 4 Perguruan Tinggi sekaligus dalam satu semester.  Tetapi batas maksimal yang dapat diambil yakni 24 SKS (akumulasi dari keempat Perguruan Tinggi). Adapun 4 Perguruan Tinggi tersebut diantaranya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Perguruan Tinggi asal), Universitas Tanjungpura (Perguruan Tinggi penerima), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (Perguruan Tinggi Mitra) dan Universitas Merdeka Malang (Perguruan Tinggi Mitra).

Dalam praktiknya, kelas yang ia ambil tidak selamanya berjalan mulus. Karena banyaknya mata kuliah yang ditempuh seringkali ada jadwal crash antara 1 mata kuliah dengan mata kuliah yang lainnya. Meski begitu, dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka terdapat kelas yang menarik yakni Kelas Modul Nusantara, dimana peserta dituntut untuk memaparkan kebudayaan ataupun ciri khas lainnya dari daerah asal masing-masing. Pia sendiri memaparkan Tari Mandau, dan makanan Juhu Tantimun dan Tutu Taru Ubi di kelasnya tersebut. “Adanya kelas ini jadi menambah wawasan aku tentang Indonesia sih, yang sebelumnya aku gak tau jadi tau terus menumbuhkan jiwa toleransi juga,” ucapnya.

Di akhir semester, peserta Program Pertukaran Mahasiswa dituntut untuk mengamati lingkungan sekitar serta wajib melakukan sesuatu hal sebagai wujud kepedulian dan kontribusi sosial. Untuk mewujudkan hal ini, Pia membuat sabun batangan dari minyak goreng bekas dan membagikannya kepada siswa Sekolah Menengah Pertama yang ada di daerahnya, “karena banyaknya minyak yang dibuang percuma di sembarangan tempat, makanya aku bikin sabun dan juga sebagai bukti kalau minyak bekas bisa diolah biar lebih bermanfaat sekaligus nge-jalanin zero waste lifestyle,” tutupnya.

 

Reporter & Penulis : Alifia Rukmana Watusslikha

Editor: Herlina K.


Untag Surabaya || FISIP Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya